Retret Awal Lembah Karmel Cikanyere, My diary with God part 90

           Puji syukur kepada Tuhan oleh rahmatNya,  kita sudah menjalani hari ke-65 di tahun 2019 ini.

           Nah hari ini mau mencoba berbagi kisah yang sebenarnya aku alami saat awal tahun yaitu di bulan Januari 2019.

Sama seperti tulisan-tulisanku sebelumnya yaitu apabila mau menulis, di awal penulisan sedikit binggung pasti ada,  mau cerita apa, mau kasih judul apa, tapi dicoba saja deh.

Salah satu hal yang membantu meski sudah lama tidak sempat menulis di blog, aku masih punya buku catatan manual yang kutulis tangan.

Setidaknya sekarang sudah Maret,  saat mau menulis peristiwa bulan Januari otomatis buka dulu diaryku.

Awal ceritanya yaitu saat tahun baru 2019 ketika saling mengucapkan Salam Tahun Baru lewat WhatsApp dengan sepupuku yang tinggal di Jakarta, surprise aku diberi kesempatan ikut Retret Awal di Lembah Karmel secara free, gratis untuk aku dan tanteku.

Wah bersyukur sekali karena memang sudah lama tidak pernah retret dan tiba-tiba diberi kesempatan. Sepupu cuma bilang, " Doakan saja bilang sama Tuhan Yesus keinginan tersebut."

Ternyata retret awal diselenggarakan 4 hari yaitu 24- 27 Januari atau 28-31 Maret.

Sempat ragu bulan Januari berdekatan Imlek tapi memilih di awal tahun ada baiknya penyegaran rohani bersyukur kepada Tuhan.

Sempat bertanya sebenarnya, "Apa itu Retret awal?"

Nah mengutip di kaplet jadwal retret disebutkan bahwa Retret awal adalah Pengenalan tentang Roh Kudus dan pengenalan kasih Allah yang merubah hidup kita.

Tapi aku nggak terlalu mempermasalahkan apa itu Retret Awal, justru aku lebih mencari-cari info bagaimana cara dari kotaku Tasikmalaya menuju Lembah Karmel, Cikanyere.

Aku pun mulai Googling baca-baca pengalaman orang menuju Lembah Karmel. Buka You Tube pula dan memperlihatkan kepada tanteku nih lho Lembah Karmel sekarang.

Ayo kita mulai cerita perjalanan kami !

Hari pertama, Rabu 23 Januari 2019 :

Aku sungguh berterimakasih pada Tuhan, mulai dini hari pk. 4 pagi sudah bisa siap siap berangkat ke stasiun kereta bersama tanteku yang lanjut usia , kami berangkat subuh naik kereta dari Tasik menuju Bandung.

Sampai di Bandung pk. 07.30 pagi lanjut naik taksi online ke poll travel di daerah Taman Sari Bandung,  kita berangkat sekitar  pk. 09.00 naik travel menuju Cianjur.

Tujuan ke Cianjur adalah mengunjungi kakak perempuan Tante Paula. Sungguh perjumpaan yang memberkati. Beliau bercerita bagaimana ia mempunyai hubungan yang baik antara menantu perempuan dan mertuanya.

Cara hidupnya yang sederhana, tinggal bersama keluarga putri perempuannya. Kebiasaannya berdoa puasa. Ini contoh teladan hidup yang baik.

Kami berdua dijamu makan siang dirumahnya dan sempat berfoto ria karena sudah cukup lama tidak saling bertemu.

Saat di rumahnya Tuhan berikan satu ayat peneguhan yang bunyinya :

"Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payahnya mereka. "
Pengkhotbah 4:9

Sejujurnya saat harus berangkat bersama tante yang sudah berusia 70 tahun dan gemuk pula hehe, aku sempat banyak kuatir, terutama soal kebiasaan beliau membawa pakaian banyak.

Tapi Tuhan lagi ajari aku lebih sabar dan berbakti kali yah. Dan setiap masalah kan ada pemecahan. Sebelum berangkat aku sortir lagi baju bajunya dan diberi pengertian.

Setelah dari Cianjur, kami berencana menginap di Cipanas , Puncak. Aku berpikir kasihan kalo naik angkot sama tanteku.

Bersyukur peryertaan Tuhan membuat kami
diperlancar, Tuhan sediakan fasilitasnya, karena menantu dari kakak perempuan tanteku berprofesi sopir mobil online. Jadi otomatis kami sewa mobil saudara sendiri.

Kami berdua tiba di penginapan Nirwana dekat pasar puncak, masih atas kebaikan sepupuku yang di Jakarta maka kami dipinjamkan salah satu kamar terbaik disana untuk semalam.

Udara puncak yang sangat segar, air di bak dingin menyegarkan membuat suasana hati tambah sukacita.

Apalagi melihat wajah tanteku yang mana sangat bersemangat bercerita mengenang masa lalunya saat dewasa muda beliau tinggal di Puncak.

Setelah beristirahat sejenak dan mandi sore, kita berdua berencana jalan-jalan sekitar penginapan dan pasar Puncak.

Saat menyusuri toko-toko sekitar kota Cipanas, tiba-tiba Tante Paula rindu bertemu teman lama. Karena para pemilik toko sudah berganti, kami cukup lama bertanya-tanya kepada orang yang terlihat penduduk lama.

Beruntung kami dibantu seorang bapak berhasil bertemu seorang kawan lama dari Tanteku. Berkunjung ke rumahnya yang bernuansa Jepang kami disuguhi teh panas nikmat di sore hari.

Perjumpaan tersebut sangatlah dihargai oleh sahabat lama tanteku. Dia pun mengusulkan untuk berjumpa salah seorang kawan lama Tante juga. Maka dari rumahnya kita bertiga naik angkutan umum menuju daerah Pacet dan mengunjungi salah seorang teman lama tanteku.

Faktor usia menyebabkan dia lupa juga siapa yang mengunjunginya. Namun kami diterima dengan ramah di rumahnya berkenalan dengan anak perempuan dan ketiga cucunya yang lucu dan ceria.

Menjelang malam kamipun saling berpamitan, lalu aku dan Tante memutuskan makan malam sekitar penginapan saja. Meski makan hanya sekitar trotoar jalanan Puncak dengan harga yang murah meriah nikmat.

Makan malam yang kenyang dan perjalanan dari pagi membuat kami cepat tidur malam itu. Meski kamar penginapan tidak ada fasilitas AC tapi udara malam puncak yang dingin membuat tidur sangat lelap.

Hari kedua, 24 Januari 2019

Pagi hari ternyata kami disambut hujan lebat di kota Puncak, selagi hujan mereda aku jalan keluar membeli bubur untuk kami sarapan.

Sekitar jam 10 pagi saat hujan reda, sesuai rencana semalam kami mau ke Taman Bunga Nusantara yang lokasinya berdekatan dengan Lembah Karmel Cikanyere.

Semula berencana pakai taksi online namun dibantu staf penginapan dia bilang angkutan umum ada yang berhenti tepat depan Taman Bunga Nusantara, dengan tarif Rp. 5.000,-.

Aku dan Tante sangat beruntung berkunjung ke Taman Bunga Nusantara saat cuaca tidak panas, kami berkereta dan berjalan-jalan, berfoto ria, makan siang disana.



   Sebelum perjalanan kami berdua memang sempat berdoa kiranya Tuhan menyertai perjalanan kami baik cuaca maupun kebutuhan kendaraan sampai tujuan.

Nah dinaungi "Tiang awan nya" Tuhan kami tidak kehujanan sama sekali meski bulan Januari adalah musim penghujan apalagi di kota Puncak.

Saat menuju Lembah Karmel, sang sopir Grab pun bilang biasanya jarang lewat sini. Jadi kami tergolong beruntung dia pas lewat daerah Taman Bunga.

Jadi kami naik Grab menuju lokasi Lembah Karmel Cikanyere. Dengan harga promo hanya Rp. 16.000,-.  Dalam hati aku bersyukur ini karena Tuhan saja kok. Yang penting juga Tante terlihat sehat dan sukacita.

Tiba di kantor Sekretariat sekitar pk. 14.00 kami dipersilahkan ke kamar. Ternyata kamar kami sudah ada dua peserta yang datang terlebih dahulu.

Jalan dari bawah menuju kamar Filipus lumayan menanjak tapi udara segar membuat tidak berasa.

Celakanya sampai pintu kamar kok terkunci, wah bener-bener nih aku turun sendiri lagi ke Sekretariat ambil kunci. Petugas cuma bilang ,"Ini kuncinya baru dibalikin."
Cukup tersenyum saja karena tadi juga aku lupa minta kunci.

Pemandangan pertama membuka kamar, bener sudah ada dua peserta di kamarku tapi hanya dua koper mereka yang ada, orangnya sih nggak ada. Terpaksa nggak bisa pilih ranjang kami tempati ranjang yang sisa.

Tapi masih ok kok. Sama aja namanya Retret, ingat bersyukur sudah sampai lokasi juga. Dan kamar pun lokasinya tepat berseberangan kamar mandi sangat pas buat Tante yang sudah tua.

Puji Tuhan kami berkenalan dengan teman sekamar yang ramah dan menyenangkan dari Jakarta.

Suasana di lokasi retret nampak para peserta berdatangan, lokasi parkir pun mulai nampak banyak mobil, peserta ada yang rombongan, ada yang bersama rekannya, ada pula yang seorang diri karena sudah niat retret jadi aku rasa orang mau meski pergi sendiri.

Retret Awal dimulai dengan perayaan Ekaristi di sore hari.

Perayaan Ekaristi  di Kapel bernuansa kharismatik Katolik. Cukup takjub dengan banyaknya frater-frater muda dan para suster muda yang ada. Puji syukur !

Ini hari kedua diluar kota tapi hari pertama Retret, usai perayaan Ekaristi di Kapel yang indah. Para peserta dipersilahkan menuju ruang makan untuk santap malam.

Lembah Karmel mempunyai fasilitas retret yang baik kondisinya dan terlihat sudah terbiasa menyelenggarakan retret maka semua terlihat sempurna. Baik pelayanan dapur, fasilitas kamar kecil, sekretariat, kamar-kamar yang ada, dll.

Nah aku buka lagi catatan ku dulu.

Sesi pertama adalah Pendahuluan

Retret adalah suatu waktu khusus untuk melihat kembali apakah kita sudah melakukan kehendak Allah.

Kalau ada kesadaran maka retret diperlukan.

Retret bukan penataran atau study atau lokakarya maka sikap yang dibutuhkan saat retret adalah memasuki suasana doa, relasi pribadi dengan Allah. Batin kita sendiri mencari bimbingan Roh Kudus.

Tujuan dari Retret Awal :
Membantu kita menyadari akan kasih Allah yang nyata bagi kita.
Menghantar kita dalam suatu pertobatan yang mendalam
Mempersiapkan kita untuk menerima Roh Kudus yang akan memperbaharui seluruh kehidupan.

Pihak Lembah Karmel hanya membantu.

Quote : Jadikan Yesus Pusat Hidup kita, bukan ego atau hobby kita.

Ajakan Tuhan Yesus : Matius 11:25-30

Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
Matius 11:25‭-‬30 TB
https://bible.com/bible/306/mat.11.25-30.TB


Ajaran Tuhan Yesus
Hal kekuatiran , Matius 6:25-34

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Matius 6:25‭-‬34 TB
https://bible.com/bible/306/mat.6.25-34.TB



Bersambung :)

Miss u all


Bersyukur untuk persahabatan baru yang Tuhan jalin dengan sebagian peserta retret :
Brothers :  Ganda, Frans, Yonas
Sisters : Kristi, Mei, Elbet, Yanfi

Thank You Lord, God bless us. Amen



























Comments

Popular posts from this blog

Doa Legio Maria, Doa Tessera, Doa Catena Legionis, Doa Untuk Memohon Beatifikasi Hamba Allah Frank Duff

Catatan bersama Tuhan part 59 : Loh Hati