Itinerary 3 Hari di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin Kalimantan Selatan #ayokebanjarmasin #solotrips


Itnerary 3 Hari di Banjarmasin - Petualangan Solo yang Penuh Berkat 18-20 April 2025 

Hari Pertama: Dari Bali ke Banjarmasin – Berkat dan Jumat Agung  Tak Terlupakan

Aku berangkat 18 April pukul 12:05, delay jadi 12:20, dari Bali ke Banjarmasin dengan Air Asia seharga Rp 832.700, pesan lewat Trip.com. Sampai di bandara, sudah dijemput sopir yang aku pesan lewat Tiket.com. Perjalanan 1 jam sampai di kota Banjarmasin, pukul 15:00, check-in 10 menit di Hotel 88. Aku booking dapat best price Rp 274.782, sudah termasuk sarapan. 

Puji Tuhan, hotelnya cuma berjarak nyebrang saja ke Gereja Kathedral Keluarga Kudus Banjarmasin, jadi langsung ke gereja untuk misa Jumat Agung dan bersyukur. Setelah itu, aku jalan ke arah Gua Maria, dan ajaibnya, seorang bapak menawarkan kursinya supaya aku duduk.

Dari gereja, aku pulang mandi dan semula mau jalan ke sungai, tapi rasanya jauh, jadi aku memutuskan naik grab bike ke Duta Mall. Di sana, aku explore dan dapat info dari seseorang untuk coba makan ikan Patin. 
Jadi, aku makan malam di Pondok Ikan Patin, pesan lewat grab car. Enak banget ikannya! Karena sudah kemaleman, aku cuma coba ikan patin + ikan saluang goreng + nasi putih + jeruk hangat. Pulang makan jam 10, aku istirahat ke hotel. Doa malam, bersyukur buat kelancaran hari pertama.

Hari Kedua: Menikmati Keindahan Banjarmasin – Sungai dan Kuliner Lokal
Pagi hari, aku cek, ternyata dapet sarapan. Sarapan sedikit saja karena sudah agak telat, jam 9. Setelah sarapan, aku check-out dan nyebrang ke gereja lagi bawa dua tas jinjing. Setelah selesai doa, foto gereja dulu, dan aku memutuskan naik grab bike ke tepian sungai Siring. Teman-teman, kenapa aku tahu kesana-kemari? Ya, mau nggak mau, kalau mau pergi ke tempat baru, setidaknya baca-baca atau tanya-tanya, misalnya ngobrol sama sopir itu tips.

Benar-benar penyertaan Tuhan, saat sampai di tepian sungai, aku berjalan, ada pengumuman berbunyi "Ayo naik klotok ke Kampung Hijau." Aku pun naik klotok dengan tiket 10 ribu, menikmati perjalanan dan berkenalan dengan para ibu dari Kalteng yang sudah merantau 25 tahun dari Jawa ke Kalimantan serta Sdr. Bella, seorang mahasiswi. Sungguh Tuhan pelihara! 

Pulang naik klotok, aku masih sempat bertemu ibu penjual jamu dan bapak tua penarik becak yang sedih karena tidak diperhatikan keluarganya. Kami, saya dan ibu penjual jamu, menghibur dan menyemangati bapak tua tersebut, lalu berpisah dengan senyum dan doa.

Wisata singkat ke Kampung Hijau, aku lanjut kuliner ke Soto Banjar Bang Amat jam 11. Beruntung dapat lokasi duduk dekat sungai, dan jamnya pas karena sejam lagi tempat itu penuh. Makan soto Banjar juga nggak mahal, tapi aku beli 2 botol oleh-oleh garam Onyah, total belanja 78 ribu.

 Lanjut ke SwissBell, mau tanya apakah bisa keburu kalau booking di sana untuk trip ke Lok Baintan. Tanyakan dulu ke FO karena penerbanganku jam 2 siang. FO bilang, jam 9 pagi juga sudah tiba kembali di hotel. Wah, aku senang sekali dan bilang mau booking 1 malam. Puji Tuhan sekali lagi, aku dapat potongan hampir 400 ribu, jadi sementara orang lain booking 1 malam bisa 1 juta, aku booking twin room di hotel bintang 4 dengan harga Rp 907.708 - 313.396. Kenapa murah? Karena sudah termasuk perjalanan ke Lok Baintan.

Aku check-in jam 2 siang, istirahat sebentar karena mau misa malam Paskah.
Pukul 15:30, aku berangkat dari hotel ke gereja. Pengennya misa jam 4, tapi aku tiba di gereja Katolik St. Maria Dikandung Tanpa Noda dan Gereja Hati Kudus Yesus, keduanya misa malam hari. Aku sempat berdoa di dalam Gereja St. Maria, lalu lanjut ke Kathedral lagi untuk misa malam Paskah di sana. Beruntung dapat kursi di dalam gereja yang ber-AC, dan aku berkenalan dengan Sdr. Ari yang bekerja di perusahaan batu bara. Homili dan Paskah yang bermakna, Tuhan terima kasih! Pekan Suci yang berkesan dan bersyukur diingatkan kembali betapa Tuhan Yesus menang atas dosa dan maut. Janji hidup kekal. Allah begitu mengasihi kami umat-Nya.

Setelah misa, aku pengen ke Patung Bekantan. Aku nyebrang, daripada nunggu depan gereja yang penuh bubaran misa, karena sebelumnya stay sebrang gereja, jadi aku tahu area. Pesan grab bike depan Kantor Pos dan langsung otw ke Patung Bekantan. Aku sungguh beruntung, bapak grab bike bilang biasanya nggak nyala air mancurnya, tapi aku diberi kesempatan Tuhan foto dan momen air mancur Patung Bekantan nyala di malam hari.

 Aku bilang, "Pak, saya cuma bentar kok, offline aja." Lanjut beli oleh-oleh di Toko Andalas, beli minyak Dayak, tas rotan, dan kue amplang. Sebenarnya, aku mulai kurangi budaya bawa banyak oleh-oleh, bukan karena pelit, tapi repot kalau solo trip bawa banyak barang. Jadi, aku beli yang ringan dan kecil saja. Aku nggak open jas tip, meskipun Air Asia kasih 15 kg, aku maunya hand carry aja. Aku belanja oleh-oleh habis sekitar 270 ribu.

Dari toko oleh-oleh, nemu kuliner jalanan nasi kuning perintis  nggak jauh, 100 meter aja. Aku makan malam nasi kuning + ikan haluan + udang galah, enaknya cuma 30 ribuan.
Makan malam yang enak sekali 😋

 Karena sudah malam, aku pesan grab car, dan masih penyertaan Tuhan, aku dikasih kesempatan berkunjung malam-malam ke Masjid Sultan Suriansyah yang bersejarah, 499 tahun. Kalian jangan khawatir, grab car di Banjarmasin itu terjangkau, cuma 19 ribu. Aku foto-foto di sana, sang penjaga menawarkan ke dalam, tapi aku bilang nggak usah, dari luar saja. Setelah dari masjid, aku pulang dan istirahat di Swiss Bell. By the way, bantalnya super enak, King Koil, hahaha, aku tidur nyenyak. Besok pagi, sudah di morning call, mau ke Lok Baintan.

 Hari Ketiga: Petualangan ke Lok Baintan dan Kenangan Manis


Hari ketiga terakhir, aku sudah sangat bersyukur. Apa yang idamanku, saat lihat video di YouTube, kalau ke Banjarmasin, harus ke Lok Baintan. Aku bangun pagi-pagi, 4:30 alarm, tapi ngantuk, tidur lagi 20 menit. Haha, kan morning call jam 5. Bener aja, jam 5 di-call dan diminta siap jam 5:20 berangkat. Aku nggak pergi sendiri, di antara para tamu cuma aku yang solo trip. Yah, nggak masalah, namanya juga solo trip. Sebelum berangkat, di briefing dulu, bahwa rombongan tamu Swiss Bell nggak boleh naik ke atap perahu dan nggak boleh naik ke perahu pedagang. Perjalanan kurang lebih 1 jam 45 menit PP, dianjurkan pakai jaket pelampung bagi yang nggak bisa berenang. Saking semangatnya, aku jalan duluan ke dermaga dan nggak ambil jaket pelampung. Tapi pas di kapal, aku lihat ada 2-3 orang pakai jaket. Aku sempat mikir mau balik lagi ambil jaket di hotel, tapi bapak sopir perahu bilang, "Nggak usah, Bu, aman." Aku pikir dalam hati, "Tuhan, kalau bener ada apa-apa, paling aku berusaha berenang." Dasar manusia, kekuatiran suka muncul. Tapi kalian akan kagum, gimana Tuhan tahu kekuatiranku dan siapa yang Tuhan kirim hari itu di dalam perahu. Kami menunggu 2-3 tamu yang datang telat, dan setelah ketiganya tiba, kami pun berangkat. Aku sempat tanya ke bapak yang duduk di belakangku, "Bapak dari mana?" Dijawab, "Dari Surabaya." Lanjut perjalanan, sungguh indah. Pemandangan matahari terbit dan rumah-rumah di tepi sungai, di mana masyarakat kecil masih berjuang dengan tradisi kehidupan tepi sungai, mandi, mencuci, masak pakai air sungai. Sungguh kagum dan haru. Kami pun tiba diserbu pedagang kapal terapung. Aku untung bawa uang receh 5 ribuan, jadi aku beli yang 5 ribu saja. Karena sendiri, aku nggak beli banyak. Aku beli risoles 5 ribu, sawo 5 ribu, jeruk 5 ribu. Bapak yang duduk di belakangku juga diserbu ibu-ibu pedagang. Haha, bapak dan aku berbincang akrab, saling menawarkan makanan. Aku akhirnya tanya, "Bapak usaha apa di Surabaya?" Dia jawab, "Saya di angkatan laut." Oh, oke, dan saat anak buahnya bilang, "Bapak Komandan," aku baru sadar, "Oh, Komandan!" Amazing, ternyata aku sekapal dengan seorang Komandan Angkatan Laut dan dua anak buahnya. Aman banget kan kapalnya.

Sesampai di hotel, masih jam 9 pagi. Aku beres-beres dan ternyata hujan menguyur kota Banjarmasin, tapi hatiku tetap bersyukur, merasakan ada panas ada hujan. Ada satu tujuan terakhir, aku pengen makan lontong orari. Aku check-out jam 10:30, lanjut pesan grab car ke Lontong Orari. Saat hujan, aku tiba di RM Lontong Orari dekat mesjid, dan bapak grab menawarkan offline ke bandara. Aku ok deal di 150 ribu, meskipun. Lontong ayam dan telur 34 ribu, nikmat banget. 


Lanjut ke Banjar Baru, di tengah perjalanan, ngobrol sama sopir karena masih ada waktu, Tuhan kasih bonus mampir ke Danau Seran di Banjar Baru. Wah, benar-benar bersyukur. Aku check-in AirAsia, tiba di bandara 12:30, penerbanganku jam 2. Lanjut menunggu, dan hebatnya lagi, seat aku premium, no. 2A.
Senangnya lagi, aku ketemu staf AirAsia penjaga pintu antrian dari Bogor, sempat tos dulu karena di Kalimantan jarang orang Jawa Barat perantau. Jadi anak muda tersebut juga senang banget ketemu aku. Haha. 

Aku flight di seat premium, sebelah aku kosong. Sebelahnya lagi, aku yakin itu pengusaha tambang karena banyak orang tambang di Kalimantan, dan bapaknya bilang mau ketemu Hotman Paris. Walah, keren! Tapi aku udah capek, jadi nggak ajak ngobrol. Aku tidur di pesawat, lancar, tiba di Denpasar, jalan kaki ke arah parkiran motor, cuma 80 detik, dijemput tim hostel. Sampai di hostel, langsung kerja lagi.

Selamat Paskah 🍬🐰🌺
Easter = Fu Huo Jie = 复活节


---

Semoga perjalanan ini memberikan inspirasi!

Comments

Popular posts from this blog

Doa Legio Maria, Doa Tessera, Doa Catena Legionis, Doa Untuk Memohon Beatifikasi Hamba Allah Frank Duff

Retret Awal Lembah Karmel Cikanyere, My diary with God part 90

Itinerary Manila Trip (20-24 Februari 2025) Solo Traveller