Catatan kecil bersama Tuhan part 21 : Dingin

          Puji Tuhan, baik. Seperti lagu pujian Semua Baik. Tidak berasa sekitar 45 menit lagi sudah akan memasuki hari baru.

          Tuhan terima kasih karena sepanjang hari Engkau menemani keseharianku.
Yang istimewa hari ini adalah saat ada angin nakal seolah menggodaku.

          Saat malam hari jam 9 kurang perjalanan menuju Gereja aku tidak kuat menahan geli karena hembusan anginnya sangat menggelitik leherku. Sampai-sampai motor aku berhentikan sejenak di sisi pinggir jalan. Karena leherku sangat geli saat berkendara. Dua kali aku memberhentikan motor. Belum pernah aku mengalami hal tersebut.

           Sempat berpikir sepertinya Tuhan kasih rasa geli tersebut yang menjadikan aku malah merasa gembira di motor. (Hari ini suasana kondisi aku semua baik lho, seperti yang disebutkan di awal, semua baik).

           Namun saat berhenti lagi untuk kedua kalinya saking tidak tahan gelinya aku baru sadar ternyata rambutku mulai panjang dan berada di dalam leher jaket jadinya itu lho saat bertiup angin meniup rambut di dalam jaket bener bener super geli. Wkwkw. Hehe 🤣😁😋

           Lewat peristiwa sederhana dalam hidup justru kita bisa mendapatkan kebahagiaan.
Sebenarnya pernah hidup terpencil di suatu daerah pedesaan sungguh membuatnya sadar di luar sana banyak yang jauh kurang beruntung daripada kehidupan kita.

            Jadi tetaplah bersyukur dan bersukacita.
Tambahkan iman percaya kita bahwa everything will gonna be alright in His hand.

            Cuacanya semakin dingin, enak berselimut ria. Good night all.
Always cerio okay !!!

          Ayatnya yang Tuhan kasih adalah :

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. Amin
Amsal 23:18

Dari semula telah Kau tetapkan hidupku dalam tanganMu dalam rencanaMu Tuhan
Rencana indah telah Kau tetapkan bagi masa depanku yang penuh harapan ....



Comments

Popular posts from this blog

Doa Legio Maria, Doa Tessera, Doa Catena Legionis, Doa Untuk Memohon Beatifikasi Hamba Allah Frank Duff

Retret Awal Lembah Karmel Cikanyere, My diary with God part 90

Catatan bersama Tuhan part 59 : Loh Hati