Catatan kecil bersama Tuhan part 6 & 7 : Kurang bersyukur & Jangan Menyerah

Catatan ini ditulis di gocar Senin 9 Juli

Sesuatu yang bikin bete deh :

Sudah lama nga ke Bandung, terus pake acara nunggu kedatangan orang lama sekali. Terus internet putus putus melulu. Rasanya banyak yang tidak kusyukuri.

Kemaren malam sempat jatuh tidak parah dan tadi pagi sempat sakit masuk angin sampai muntah berkali kali tapi sembuh lagi hari yang sama.

Sempat diceramahin lagi berulang-ulang hal yang sama. Kemana lagi mau mengeluh kalo bukan ke Tuhan.

Rasanya pengen sudah usia segini bisa bebas berkehendak dan kalo bisa jangan melulu jadi orang baik.
Hehe ntar masuk neraka. Nga mau ah.

Ini faktor kurang jaga kondisi badan memaksakan diri kuat selalu dan biasa kalo ke Bandung sebal juga musti pindah pindah.

Sekali kali kek aku nginep ditempat yang aku mau. Biarpun itu hostel murah. Kan yang penting hati tenang.
Boleh ya Tuhan?

Lanjut yah sekarang Selasa 10 Juli

Ternyata kondisi drop karena datang penyakit bulanan cewek.

Terus Tuhan selalu menjawab keinginan hatiku dengan tawaran sahabat baikku dan bujukannya untuk menginap di suatu wisma rohani favoritku.

Ditambah berkat melimpah dari dia dan suaminya yang selalu siap menemani saat ada di Bandung plus pertemuan dengan sahabat rohani mendoakan yang sakit membuatku merasa jauh lebih baik.

Sebenarnya sifat tidak enakan diriku, yang tidak mau merepotkan orang pas bertandang sampai menginap di rumah orang lain itulah yang kadang bikin tidak enak hati.

Padahal seorang teman dekat berkata, " Puji Tuhan banyak yang sayang."

"Ya," jawabku benar. Sungguh kadang baru dikasih susah sedikit sudah mengeluh meskipun dalam hati atau hanya diri sendiri yang tahu.

Kadang cari pembenaran. Berpindah lokasi itu sungguh harus siap kondisi yang berbeda dan harus cepat beradaptasi dengan berbagai orang yang berbeda dan lingkungan yang berbeda.

Ada perkataan yang cukup bikin mata berkaca-kaca memangnya "hotel gratis" ya ampun dalam hati.

Hutang budi memang sulit ditebus tapi karena yang mengucapkannya seorang yang belum kenal Kristus. Maka ada pula saudara seiman yang berkata kita sebagai murid Kristus harus lebih kasih kita kepadanya.

Hutang budi saat ini mungkin baru bisa kubalas melalui doa doa. Jika berupa materi belum bisa diberikan. Setidaknya itu yang bisa dilakukan secara ikhlas.

Semoga kita senantiasa ketika kurang bersyukur, kembali merenungi semua dan kembali ke jalanNya.

Apapun itu kondisi apapun bila bersamaNya yang setia menemani. Aku berharap untuk tidak pernah menyerah dan tetap percaya segala sesuatu indah pada waktuNya.



Comments

Popular posts from this blog

Doa Legio Maria, Doa Tessera, Doa Catena Legionis, Doa Untuk Memohon Beatifikasi Hamba Allah Frank Duff

Retret Awal Lembah Karmel Cikanyere, My diary with God part 90

Catatan bersama Tuhan part 59 : Loh Hati